Gunungkidul.kilasnusantara.com-Bunda Liesky yang bernama asli Liski Yaniwati Pimpinan Majelis Taklim Khoirun Na’imah ((MTKN) ini terus bergerak di masyarakat lakukan bakti sosial dengan memberikan bantuan berupa sejumlah uang dan bingkisan paket sembako seperti yang telah dibagikan kemarin Jum’at (30/6) di Pesantren Gunung Susang Dusun Jarah, Banjarejo, Tanjungsari Tepus dan Panti/Yayasan Mata Hati Playen Gunungkidul.
Selain membagikan paket sembako pada lansia dhuafa,Bunda Lisky juga membawakan hadiah untuk anak-anak usia sekolah dasar berupa alat-alat tulis lengkap yang dikemas dalam paket yang menarik.
Pada kegiatan bakti sosial yang tidak rampung dikerjakan satu hari ini, kali ini Bunda Lisky menggandeng sahabat-sahabatnya yang berkewarga negaraan Singapura untuk turut terjun langsung menyapa warga di Gunungkidul.
Lisky mengaku bahwa dirinya acap kali tak bisa tidur manakala harus memikirkan masyarakat Gunungkidul yang masih banyak mengalami kesulitan hidup, baik dari segi pendidikan maupun sandang pangan, terlilit hutang, bahkan dari sisi kesehatan. Sehingga tak jarang beban hidup yang berat tersebut sering menyebabkan warga menjadi putus asa hingga mendorong untuk mengakhiri hidup mereka dengan cara gantung diri.
Atas dasar rasa kemanusiaan yang tinggi dan keprihatinan yang dalam Lisky pun berupaya sebisa mungkin membantu meringankan beban hidup mereka dengan memberikan santunan-santunan, entah berupa uang saku maupun dalam bentuk sembako. Atau jika tidak, minimal ia telah berupa menghiburnya dengan cara menjalin hubungan silaturahmi yang baik dengan warga masyarakat.
“Apa yang bisa saya lakukan untuk warga masyarakat yang sekiranya itu bermanfaat, niscaya akan saya lakukan,kendati saya hanya bisa menghiburnya” ujarnya
Dirinya mengaku, selama ini yang membantu dalam kegiatan dakwah dan sosialnya adalah sahabat-sahabatnya sendiri, baik yang berasal dari Luar negeri maupun yang ada di Depok dan Jakarta.
Harapannya semoga dengan kegiatan sosialnya itu akan semakin banyak warga yang merasa terhibur dan bersabar dalam menjalani ujian kesulitan hidup, seperti yang sering ia sampaikan pada warga yang ditemuinya dan sedang dalam keadaan terbaring sakit.
(Sabrina)