Kilas Nusantara.com, Jakarta // Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, angkat bicara soal rencana Panasonic Holdings Jepang yang akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10.000 karyawan. Menurut Anindya, kasus PHK saat ini merupakan sesuatu yang tidak terhindarkan. Di sisi lain, tugas Kadin adalah menciptakan lapangan kerja baru.
“Tugas kita adalah menkompensasikan dan menciptakan lapangan kerja baru dan juga menciptakan pengusaha baru. Ini Kadin selalu berjuang bahu-membahu, karena pengurangan pasti ada. Pengurangan di sana-sini pasti ada. Tapi penambahan juga mesti ada,” kata Anindya saat ditemui di Jakarta, Selasa (13/5/2025).
Anindya mengatakan, pengurangan tenaga kerja atau PHK bisa disebabkan oleh kebijakan ekonomi maupun disrupsi teknologi.
“Tapi Kadin percaya, pertumbuhan (ekonomi) bisa bertahap kembali lagi di atas 5 persen dan mencapai 8 persen. Tetapi yang penting pemerataan dan pemberdayaan juga bisa terjadi,” ujar Anindya.
Sebagai informasi, Panasonic berencana melakukan PHK terhadap sekitar 10.000 karyawan mereka sebagai bagian dari upaya reformasi manajemen. Dalam pernyataan Jumat (9/5/2025), perusahaan Jepang itu memperkirakan memerlukan biaya restrukturisasi sebesar 130 miliar yen atau sekitar 896,06 juta dollar AS (Rp 14 triliun) pada tahun fiskal ini.
Seperti dikutip dari Reuters, Panasonic menyatakan bahwa pengurangan jumlah karyawan akan dilakukan di perusahaan-perusahaan konsolidasi, terutama pada tahun fiskal berjalan saat ini.
Separuh dari pemangkasan tenaga kerja tersebut akan dilakukan di Jepang, sementara sisanya di luar negeri. Panasonic juga akan meninjau efisiensi operasional di perusahaan-perusahaan grupnya, khususnya di divisi penjualan dan administrasi (back-office).
Sementara itu, juru bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arif, mengatakan bahwa pemutusan hubungan kerja atau PHK Panasonic Holdings tidak terjadi di Indonesia. Febri menjelaskan bahwa Indonesia tetap menjadi salah satu basis produksi penting bagi Panasonic di kawasan Asia Tenggara. “PHK yang terjadi di Panasonic Holdings tidak berdampak pada operasional Panasonic di Indonesia,” ujar Febri dalam keterangannya, Senin (12/5/2024).
“Pabrik di Indonesia justru menjadi basis ekspor ke lebih dari 80 negara, yang mencerminkan daya saing industri elektronik nasional yang sangat kuat,” kata dia.
Sumber: Kompas.com