Gunungkidul ( Religi-Kilasnusantara.com )– Pandemi Covid 19 yang masih belum berakhir, petani padi tergabung dalam kelompok tani “Maju Lestari” di Dusun Ngimbang, Kalurahan Watusigar, Kapanewon Ngawen, Gunungkidul ini panen raya, Jum’at (25/02).
Kelompok Tani di ketuai Sriyono ini mengatakan kepada awak media,
“Jenis padi yang kami tanam jenis Varietas Bridantara 8, dengan 34 anggota kelompok tani, dengan jumlah petani 32 dan luasan tanah pertanian 4,7 ha dengan panen diperkirakan sekitar 55 ton. Menurut ketua kelompok Jenis padi Bridantara 8 ini tahan hama dan bisa manen lebih cepat. Umur padi sajak dari tanam hingga panen berkisar 83 sampai 85 hari dan padi jenis ini termasuk baru pertama kali kita tanam, hasilnya Alhamdulillah bersyukur pada Allah, Kita semua bisa kita rasakan bersama hasilnya,” ujarnya.
Sriyono berharap kedepan pemerintah dapat membantu alsintan (peralatan pertanian) kepada petani setempat untuk mempermudah dari tanam hingga panen. Karena selama ini para petani masih menggunakan alat manual dalam bercocok tanam.
Sementara itu Kepala Dukuh Ngimbang, Suyatno yang kebetulan ikut dalam panen para petani tersebut menjelaskan bahwa tidak semua lahan pertanian dapat memanen 2 kali dalam setahun. “Dari keseluruhan lahan pertanian berkisar 1,5 hektar yang bisa panen 2 kali, selebihnya masih tadah hujan. Hal ini dikarenakan petani harus menaikan air dengan pompa, dan jika hal ini dilakukan biayanya terlalu tinggi, serta debet airnya yang tidak tentu memadahi,” tandasnya.
Lebih lanjut Suyatno mengatakan ” Kami perlu sumur bur atau kedung (bendungan) untuk menyimpan air agar bisa mengaliri sawah. “Berhubung wilayah sini dilewati Sungai Oyo perlunya sejenis bendungan untuk nenampung air dan mengaliri sawah. Atau minimal adanya sumur bur agar petani rata-rata bisa memanen 2 kali,” harap Suyatno.
Selain itu Kelompok Tani “Maju Lestari” juga mengusulkan pada pemerintah untuk dapat memberikan bantuan Alsintan (peralatan) pertanian, karena hal ini dapat mengurangi biaya petani dan mempermudah petani dari pra hingga pasca panen.
(Bram)