Sleman, Pusat Rehabilitasi YAKKUM (PRY), lembaga yang telah beroperasi lebih dari 42 tahun dalam pemberdayaan Orang dengan Disabilitas (OD), hari ini menggelar Assessment UMKM di Bakpia Menuk, Kalasan, yang berlangsung pada pukul 09.00 – 12.00 WIB. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari pengembangan program Open the Gate (OTG) yang bertujuan memberikan pelatihan dan pendampingan kerja bagi Orang dengan Disabilitas Psikososial (ODDP) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Program OTG, yang dimulai pada tahun 2021 dengan dukungan dari CBM Global dan Australian Aid, kini memasuki tahap pengembangan dengan mengintegrasikan pendekatan Rehabilitasi Berswadaya Masyarakat (RBM). Tujuan dari pendekatan ini adalah agar ODDP dapat kembali hidup bersama keluarga mereka, dengan kemandirian yang bermartabat dan berperan aktif dalam masyarakat yang lebih inklusif. Program ini dilaksanakan di wilayah Kota Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo, dan Kabupaten Sleman, dengan fokus utama pada Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Bina Laras (BRSBKL).
Sebagai upaya mendukung keberhasilan program OTG, Pusat Rehabilitasi YAKKUM bekerja sama dengan Forum Komunikasi UMKM Kapanewon Kalasan untuk menggelar kegiatan assessment UMKM yang bertujuan menilai kesiapan pelaku usaha dalam memberikan dukungan pelatihan dan pendampingan bagi ODDP. Assessment ini juga mencakup aspek kesiapan lingkungan kerja, serta pemahaman tentang disabilitas yang dimiliki oleh pelaku usaha lokal.
Eko Harsono, perwakilan dari Pusat Rehabilitasi YAKKUM, menyatakan bahwa kegiatan assessment ini sangat penting untuk memastikan bahwa UMKM di wilayah Kalasan dapat menyambut ODDP sebagai bagian dari tenaga kerja yang produktif. “Kami ingin memastikan bahwa ODDP dapat diberdayakan melalui lingkungan kerja yang mendukung dan inklusif. Dengan adanya kerjasama ini, kami berharap ODDP dapat memperoleh pelatihan yang memungkinkan mereka untuk hidup mandiri,” ujar Eko.
Selain itu, Eko juga menambahkan bahwa keberlanjutan dari program OTG sangat bergantung pada kemampuan UMKM untuk memahami serta menyediakan kesempatan kerja yang sesuai dengan kemampuan ODDP, baik itu dalam kapasitas kerja maupun lingkungan yang mendukung. “Tidak hanya dari sisi teknis, tetapi juga pemahaman tentang bagaimana menciptakan lingkungan kerja yang inklusif,” tambahnya.
Kegiatan ini juga melibatkan Forum Komunikasi UMKM Kapanewon Kalasan, yang berfungsi sebagai wadah komunikasi antara pelaku UMKM di wilayah Kalasan dan berbagai pihak terkait. Ketua Forum Komunikasi UMKM Kapanewon Kalasan, Budi Santosa, menyatakan bahwa kolaborasi ini akan memberikan dampak positif tidak hanya bagi ODDP, tetapi juga bagi perkembangan UMKM di daerah tersebut. “UMKM di Kalasan harus siap untuk beradaptasi dengan perubahan ini, dan kami berkomitmen untuk mendukung penuh inisiatif ini,” ujar Budi Santosa.
Pelaksanaan assessment UMKM ini merupakan langkah strategis untuk memastikan bahwa ODDP mendapatkan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja, serta dapat mengakses peluang kerja yang lebih luas dan inklusif. Selain itu, kegiatan ini juga mengedukasi pelaku UMKM untuk memahami dan mengatasi tantangan yang terkait dengan penerimaan ODDP di dunia kerja.
Dengan dilaksanakannya assessment ini, diharapkan UMKM di Kalasan dapat semakin siap dalam menerima ODDP sebagai bagian dari tenaga kerja produktif. Diharapkan juga, kegiatan ini dapat membuka lebih banyak peluang kerja untuk ODDP, serta menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan mendukung bagi mereka.
Program ini mendapatkan sambutan yang positif dari masyarakat sekitar. Salah satu warga, Tatik, menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat dengan disabilitas. “Semoga dengan adanya program seperti ini, orang-orang dengan disabilitas bisa lebih diterima di masyarakat dan dapat bekerja dengan mandiri,” ungkap Tatik.
Melalui upaya ini, Pusat Rehabilitasi YAKKUM dan Forum Komunikasi UMKM Kapanewon Kalasan berharap dapat mempercepat proses integrasi ODDP ke dalam kehidupan sosial dan ekonomi yang lebih inklusif. DMS










