Gunungkidul ( Religi-Kilasnusantara.com ) – “Kenyataanya anak perempuan dan menantu saya memang tidak mengurusi cucu-cucu saya ini, mereka pergi bukan saja meninggalkan anak-anaknya tetapi juga meninggalkan banyak hutang pada saya”
Dengan berurai air mata nenek berusia 55 tahun bernama Tukijah yang beralamat di Dusun Semugih, Kepanewon Rongkop, Kabupaten Gunungkidul ini mengisahkan kepahitan hidupnya lantaran di tinggal pergi anak dan menantumya dengan meninggalkan empat cucu sekaligus hutang yang tidak sedikit.
Bagaimana tidak selalu berurai air mata dalam menjalani kehidupannya sehari hari, karena untuk menopang hidupnya sendiri kesulitan lantaran ia juga seorang janda yang masih satu rumah dengan kakak kandungnya yang juga janda. Dan kini ia harus menghidupi empat orang cucu yang masih menuntut untuk mengecam pendidikan.
Sebut saja cucu pertamanya yang bernama Akbar (13) yang kini duduk di bangku SMP kelas satu, anak ini hampir-hampir putus asa dengan keadaan nasibnya.
Ia merasa tidak di urus kedua orang tuanya yang pergi begitu saja meninggalkan dia dan ketiga adik-adiknya termasuk adik bungsunya yang masih berusia 10 bulan.
“Mbah, aku ki arak kepiye uripku koyo ngene (Mbah saya ini harus bagaimana dengan hidup yang seperti ini)” ungkap Akbar pada sang Nenek dengan menjelaskan mengenai sekolahnya.
‘Aku ki isin nek sekolah saben dino kudu nunut kancaku motoran ning aku ora ngekek’i tukon bensin (saya malu sekolah setiap hari numpang motor teman, sedangkan saya tidak memberinya uang bensin)’ ratap Akbar pada Neneknya yang hanya menambah kesedihan.
Akbar mengaku dirinya lebih baik naik sepeda ontel pergi ke sekolah ketimbang setiap hari harus menumpang temannya.
Namun ia menyadari dengan kondisi hidup keluarganya. Dari mana akan bisa membeli sepeda, sedangkan Sang Nenek tidak memiliki uang sama sekali.
Belum lagi tiga adik perempuannya yang juga membutuhkan biaya hidup.
Adel, adalah adik kedua dari Akbar yang berusia 10 tahun dan masih duduk di kelas tiga Sekolah Dasar. Adel pun mempunyai keinginan yang sama soal sekolahnya. Menurut penuturan warga setempat, Adel ingin mempunyai baju seragam Pramuka, lantaran hanya Adel satu kelas yang tidak mempunyai baju Pramuka. Dan Adel-lah yang sering menggantikan pekerjaan sang Nenek untuk memasak di dapur manakala Neneknya pergi ke ladang mencari nafkah dengan menjadi buruh tani.
“Aku mau sepatu dan tas warna biru,” ungkap Devi adik keduanya Akbar yang masih berusia tujuh tahun saat di tanya Bunda Liesky Rennita.
Bunda Liesky adalah seorang aktivis yang sudah malang melintang di kancah dakwah dan sosial utamanya di Gunungkidul.
Dan pada Senin (10/1) kemarin Bunda Liesky bersama tim Media Religi Kilas Nusantara yang di pimpinan menyambangi keluarga Nenek Tukijah dengan memberikan santunan berbentuk uang dan bingkisan sembako.
Demi kedatangan Bunda Liesky maka Nenek Tukijah mempunyai kesempatan mengadukan kisah hidupnya termasuk menceritakan kasus sertifikat rumahnya yang saat ini masih di gadaikan untuk mencari hutang oleh anaknya.
Sehingga Nenek Tukijah sering di datangi oleh debt collector atas hutang yang anaknya.
Tidak hanya sampai di situ, saat Nenek Tukijah tidak bisa memberikan uang setoran pada penagih hutang, barang apapun milik si Nenek di ambil angkut paksa oleh rentenir, seperti kulkas dan tempat tidur.
Kini isi rumah Nenek Tukijah sudah tidak ada apa-apa lagi selain selembar tikar lusuh sebagai alas tidur bersama 5 anggota keluarganya.
Wahai sodaraku hamba-hamba Allah yang berhati hanif, sekiranya anda ingin berbagi dengan menitipkan sebagian rezeki untuk ke empat anak malang ini maka kami dari Religi-KilasNusantara akan menjadi kepanjangan tangan untuk menyampaikan amanah sebagai bentuk kepedulian dan kasih sayang pada mereka.
Donasi bisa di salurkan melalui Rekening BCA 8950507170
A.N LISKI YANIWATI.
Konfirmasi ke No Telp 0823-3603-0209
(Septian Dea E)