Gunungkidul, Religi – KilasNusantara.com
Oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal
Ahad 9 Januari kemaren Majelis Taklim Khoirun Na’imah (MTKN) kembali mengaji.
‘Karena kebutuhan akan ilmu melebihi kebutuhan akan makan dan minum’
Demikian di tuturkan oleh Pak Kyai asal Ambon yang kini berdomisili di Desa Giri Sekar Kepewon Panggang Gunungkidul mengawali isi kajiannya di Aula Omah Ngaji MTKN Semanu.
Di hadiri tidak kurang dari 400 jamaah kajian pagi itu tampak suasananya cerah secerah wajah-wajah penuntut ilmu yang antusias ingin masuk surga bersama-sama.
“Masuk surga harus ada amal, tidak boleh hanya dengan mimpi saja. Ada amal-amal yang membuat kita masuk surga secara langsung tanpa mampir-mampir. Ada amal-amal yang buat kita masuk surga namun di hisab terlebih dahulu, pake perhitungan dulu. Namun ada amal-amal yang karena pelakunya berbuat dosa maka harus masuk nekara dulu baru kemudian masuk surga. Lalu ada amal-amal yang membuat pelakunya kekal di neraka” lebih lanjut Pak Kyai yang di kenal ramah oleh jamaah itu meneruskan ceramahnya sampai menjelaskan tata cara wudhu hingga sholat berjamah.
Jamaah yang hadir tampak larut mengikuti isi kajian dan terlibat interaktif sampai dengan di persilahkan untuk mengajukan pertanyaan – pertanyaan.
“Pak Ustadz apakah saya termasuk di katakan sudah sholat berjamaah ketika saya datang ke masjid lalu saya adzan dan iqomah sendiri selanjutnya saya jadi imam pun tanpa ada makmum yang mengikuti?” Pertanyaan jamaah dari Bapak-bapak yang kemudian membuat Pak Kyai tersenyum sambil meraih mic dari tangan penanya.
“Pertanyaannya bagus sekali ini” jawab Pak Kyai yang kemudian menjelaskan lebih rinci mengenai fenomena Masjid sepi dari kegiatan sholat lima waktu yang terjadi di kebanyakan desa-desa.
“Makanya harus rajin ngaji Bapak-bapak dan Ibu-ibu supaya paham tentang ajaran agama njih” tambahnya yang kemudian mengakhiri kajian dengan mengumumkan jadwal Ngaji Rutin di MTKN pada setiap Ahad Wage mendatang.
(Sabrina)